Oleh: Gunawan Trihantoro*
Program makan siang bergizi yang diusung oleh Pak Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka merupakan langkah penting dalam upaya memerangi stunting di Indonesia. Dalam pelaksanaannya, ada beberapa poin yang perlu diperhatikan agar program ini dapat berjalan dengan sukses dan memberikan manfaat maksimal bagi anak-anak sekolah.
Salah satu poin yang perlu dipertimbangkan adalah pemilihan bahan pangan yang tidak hanya terjangkau tetapi juga kaya akan nutrisi. Sebagai contoh, beras varietas Protani, yang dikembangkan oleh Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) Jawa Tengah bersama Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), dapat menjadi solusi potensial. Beras ini memiliki kandungan protein dan zinc yang tinggi, yang sangat dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan anak-anak dan mencegah stunting.
Keberhasilan pengembangan beras Protani di Jawa Tengah menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam mengatasi masalah gizi dengan memanfaatkan inovasi lokal. Beras ini tidak hanya kaya akan nutrisi, tetapi juga memiliki keunggulan dalam hal ketahanan terhadap hama dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi produksi pangan.
Oleh karena itu, menjadikan beras Protani sebagai bagian dari program makan siang bergizi yang digagas oleh Pak Prabowo akan memberikan manfaat gizi yang signifikan bagi anak-anak sekolah, serta mendukung ketahanan pangan lokal. Inovasi ini juga berperan penting dalam mendorong kemandirian petani lokal, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional secara keseluruhan.
Agar program makan siang bergizi dapat sukses, diperlukan kerjasama yang kuat antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat. Pemerintah perlu merangkul inisiatif-inisiatif lokal seperti yang dilakukan oleh JATAM dan Unsoed, serta menyediakan dukungan yang diperlukan untuk mengembangkan dan memperluas inovasi ini ke berbagai daerah.
Kolaborasi dengan universitas untuk terus melakukan penelitian dan pengembangan varietas padi yang kaya nutrisi harus diintensifkan. Dengan demikian, tidak hanya masalah stunting yang dapat diatasi, tetapi juga pemberdayaan petani lokal dapat ditingkatkan, sehingga ketahanan pangan nasional dapat lebih terjamin.
Dalam konteks ini, pernyataan dari Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Abdul Mu’ti, sangat relevan. Beliau menegaskan bahwa Muhammadiyah selalu berkomitmen untuk mendukung program-program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk dalam bidang kesehatan dan pendidikan.
Menurut Prof. Abdul Mu’ti, pengembangan inovasi pangan seperti beras Protani ini adalah salah satu bentuk nyata kontribusi Muhammadiyah dalam mendukung pemerintah untuk mewujudkan generasi yang sehat dan cerdas. Beliau juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan dalam melaksanakan program-program strategis seperti ini.
Keberhasilan pengembangan padi varietas Protani di Jawa Tengah dapat dijadikan sebagai contoh dan pilot project yang dapat direplikasi di daerah lain di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa dengan dukungan yang tepat dari pemerintah dan masyarakat, daerah-daerah lain juga dapat mengembangkan varietas padi yang kaya nutrisi untuk mendukung program makan siang bergizi.
Pemerintah perlu memfasilitasi transfer pengetahuan dan teknologi ke daerah-daerah lain, serta memberikan dukungan finansial dan kebijakan yang diperlukan untuk pengembangan varietas padi ini. Langkah ini tidak hanya akan mendukung program makan siang bergizi, tetapi juga akan memperkuat ketahanan pangan nasional dan memberdayakan petani lokal.
Agar program makan siang bergizi yang digagas oleh Pak Prabowo Subianto dapat berhasil, diperlukan perhatian khusus terhadap beberapa aspek penting. Pertama, pemilihan bahan pangan yang kaya nutrisi seperti beras Protani sangat krusial untuk memastikan program ini memberikan dampak positif yang maksimal bagi anak-anak sekolah.
Kedua, kolaborasi yang erat antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat harus diperkuat untuk memastikan keberhasilan program ini. Ketiga, belajar dari keberhasilan daerah lain, seperti Jawa Tengah, yang telah berhasil mengembangkan padi dengan nilai gizi tinggi, merupakan langkah penting dalam menyebarkan inovasi ini ke seluruh Indonesia.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, program makan siang bergizi dapat berjalan dengan baik dan memberikan dampak positif yang nyata bagi generasi muda Indonesia. Program ini tidak hanya akan membantu mengatasi masalah stunting, tetapi juga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan dan memperkuat ketahanan pangan nasional. Kolaborasi yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan, seperti yang ditegaskan oleh Prof. Abdul Mu’ti, akan menjadi kunci kesuksesan program ini.
*Penulis adalah Angkatan Muda Muhammadiyah dan Anggota Satupena Provinsi Jawa Tengah, tinggal di Blora.