MPMJATENG.COM – Sebuah inovasi ramah lingkungan lahir dari tangan kreatif anggota Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sragen. Lewat alat fogging tikus bertenaga surya bernama Al-Fatih, Perri Setiawan berhasil menyabet juara dalam ajang Kreativitas dan Inovasi (KRENOVA) Kabupaten Sragen 2025.
Inovasi ini lahir dari rasa keprihatinan atas banyaknya serangan hama tikus yang merusak tanaman padi di wilayah Sragen. Tak hanya merugikan hasil panen, upaya pemberantasan tikus dengan jebakan listrik justru kerap menelan korban jiwa petani akibat tersengat aliran listrik PLN.
Perri Setiawan, pengurus MPM PDM Sragen sekaligus Duta Petani Milenial, merasa perlu untuk menghadirkan solusi. Ia merancang alat fogging berbasis tenaga surya yang aman digunakan, terjangkau, dan mudah dirawat oleh para petani.
“Kami ingin memberi alternatif yang lebih aman bagi petani. Alat ini tidak menggunakan listrik PLN sehingga mengurangi risiko sengatan. Harapannya, petani bisa lebih tenang dalam menjaga sawahnya,” ujar Perri.
Alat ini juga dirancang agar efisien dalam pengendalian hama tikus, terutama di areal sawah. Memakai tenaga surya sebagai sumber daya, alat ini dinilai ramah lingkungan dan mendukung praktik pertanian berkelanjutan di Kabupaten Sragen.
MPM PDM Sragen juga membuka peluang kolaborasi dengan berbagai pihak, baik internal maupun eksternal Persyarikatan Muhammadiyah. Semangat “berlomba-lomba dalam kebaikan” menjadi nilai utama yang mendorong MPM terus berinovasi untuk masyarakat.
“Selama rakyat masih menderita, tidak ada kata istirahat,” menjadi semboyan yang dipegang teguh para anggota MPM. Di sisi lain, ajakan “Ayo Kembali Bertani” digaungkan untuk mendorong generasi muda kembali mencintai dunia pertanian.
Hadirnya inovasi seperti alat fogging tikus ini, MPM PDM Sragen membuktikan bahwa teknologi, keberpihakan pada petani, dan nilai-nilai keislaman bisa berjalan beriringan dalam menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat. (kontributor: Masruri)
