29.6 C
Jakarta
Monday, March 17, 2025
spot_img

Tamu Istimewa

Lagi-lagi Pak Bei kedatangan tamu istimewa. Pak Suparman, Kepala Sekolah Dasar di Kecamatan sebelah yang datang tepat menjelang azan isya’. Meski jarang bertemu, Pak Bei mengenalnya sebagai salah satu tokoh masyarakat dan penggerak dakwah di kampungnya. Memang begitulah umumnya di desa. Sebelum berbincang, Pak Bei mengajaknya ikut sholat berjamaah dulu di mushola depan rumah.

Pak Parman, begitu Pak Bei memanggilnya, bercerita bahwa ternyata dia baru saja pensiun awal tahun kemarin. Mungkin karena pekerjaan sampingannya bertani, ke sawah setiap hari, badannya jadi tampak masih sehat bugar.

Raut wajahnya juga tampak sumeleh, rileks, bersih, dan ikhlas. Kedatangannya ke nDalem Pak Bei malam ini untuk bertanya-tanya, konsultasi tentang berbagai hal terkait persiapan berangkat Haji tahun depan. Beliau memang termasuk calon Haji Kecamatan Jatinom tahun 2025 yang beberapa hari lalu diundang silaturahmi di Kantor KUA.

Sebagaimana semua calon jamaah Haji, mulai bulan-bulan ini sudah mulai sibuk melakukan berbagai persiapan, baik mental, fisik, serta finansial untuk pelunasan ONH, bekal perjalanan, dan nafkah bagi keluarga yang akan ditinggal di rumah.

“Pak Bei, kemarin saya dan istri sudah mendaftar ikut bimbingan Haji di KBIHU Arafah di Cabang Jatinom,” kata Pak Parman.

“Ooh njih, Pak Parman. Matur nuwun,” jawab Pak Bei. “Lalu bagaimana, apa yang masih bisa saya bantu?.”

“Itulah yang ingin saya konsultasikan ke Pak Bei. Apa saja yang harus kami lakukan selanjutnya?”

“Syarat-syarat untuk pengurusan paspor sudah dikumpulkan ke KUA?”

“Sampun, Pak Bei. Sudah lengkap.”

“Baik, selanjutnya kita tunggu saja kabar dari KUA kapan kita akan bersama-sama ke Kantor Imigrasi Solo.”

“Lalu apalagi, Pak Bei?”

“Jangan lupa, Pak Parman dan Ibu harus mulai banyak melakukan olah raga jalan kaki. Ibadah Haji itu banyak aktivitas jalan kaki. Kita dari hotel mau ke Masjidil Haram harus jalan kaki dulu untuk mendapatkan bus. Kadang cukup jauh jaraknya. Turun di terminal menuju Masjid juga harus jalan kaki. Dari pelataran Masjid masuk ke area Thawaf juga jalan kaki agak jauh. Kita Thawaf, mengelilingi Ka’bah sampai 7 putaran, juga jalan kaki dan berdesak-desakan,”

“Ketika Sa’i, wira-wiri 7 kali antara bukit Shafa dan Marwah juga jalan kaki. Nanti pas puncak Haji, kita juga akan banyak jalan kaki, baik ketika di Arafah untuk Wukuf, di Muzdalifah untuk Mabit, apalagi untuk Lempar Jumrah di Mina. Jarak antara tenda dengan Jamarat bisa berkilo-kilo jauhnya. Pulang-pergi jalan kaki.”

“Wah berat juga ya, Pak Bei. Jadi harus benar-benar siap fisik kita. Terus bagaimana bagi jamaah yang kebetulan fisiknya sudah lemah atau sakit dan tidak mampu berjalan kaki? Sudah kena stroke, misalnya.”

“Itulah pentingnya setiap calon jamaah Haji ikut bimbingan di KBIHU, Pak Parman. Penjenengan sudah mendaftar di KBIHU Arafah Klaten. Itu sudah benar. Pengalaman saya, manajemen dan bimbingan di KBIHU Arafah itu sangat bagus dan profesional.”

“Nah itu yang saya ingin tahu, Pak Bei.”

“Semua calon Haji akan mendapatkan fasilitas dan pendampingan sejak jauh hari sebelum keberangkatan, selama berada di Tanah Suci, hingga pasca-Haji di Tanah Air.”

“Sebelum keberangkatan, kami akan mendapatkan apa saja, Pak Bei?”

“Begini, Pak Parman. Semua jamaah nanti akan dibagi menjadi beberapa kelompok atau rombongan dan didampingi oleh seorang Karom atau Ketua Rombongan. Setiap rombongan ada 40 jamaah, akan dibagi lagi ke dalam 4 regu yang masing-masing dikoordinir oleh seorang Ketua Regu. Setiap jamaah di setiap regu akan kita tanamkan sikap ta’awun, tolong-menolong. Yang kuat harus menolong yang lemah, termasuk dalam hal problem fisik seperti yang Pak Parman tanyakan tadi.”

“Terus apalagi, Pak Bei?”

“Mulai tanggal 10 November nanti, program Manasik akan kita mulai yang diikuti semua calon jamaah. Di Manasik ini, jamaah akan mendapatkan pembinaan berbagai hal, sejak ibadah yang bersifat elementer seperti doa-doa, bersuci atau thaharah, sholat sunnah dan wajib, sholat jama’-qashar, dan sebagainya, hingga cara berihram, miqat, thawaf, sa’i, tahalul, hingga hal-hal terkait ibadah Armina di puncak Haji.”

“Wah lengkap sekali, ya.”

“Itu baru yang bersifat teori, Pak Parman. Nanti kita akan bersama-sama praktek manasik juga, seakan kita benar-benar sedang melakukan ibadah Haji. Setiap rombongan naik satu bus. Kita seolah turun dari Bandara Jedah atau Madinah menuju Mekah, memakai ihram dan mengambil miqat untuk melaksanakan umrah. Kita praktek thawaf, shalat di maqam Ibrahim, minum air zam-zam, sa’i, dan tahalul. Lalu, kita juga akan diajak praktek Armina, wukuf di Arafah, singgah dan ambil kerikil di Muzdalifah, lalu melempar Jamarat di Mina.”

“Berarti kita akan sering ketemu sejak jauh hari sebelum keberangkatan ke Tanah Suci ya, Pak Bei.”

“Iya, Pak Parman. Yang saya jelaskan tadi baru yang melibatkan seluruh calon jamaah Arafah se-Kabupaten Klaten. Masih ada lagi pertemuan-pertemuan setiap rombongan yang terdiri 40 orang yang dipandu oleh seorang Karom mendalami hal-hal yang sudah diajarkan di pertemuan besar. Kita akan bersama-bersama menghafal doa-doa yang utama, memperbaiki bacaannya, dan sebagainya. Maklumlah, nyatanya memang belum semua orang bisa membaca Al-Quran dengan baik dan benar, fasih.”

“Alhamdulillaah, semakin tidak sabar saya ingin segera mengikuti manasik Haji. Terima kasih penjelasannya, Pak Bei.”

“Pak Parman, tanggal 27 Oktober nanti KBIHU Arafah akan mengundang seluruh calon jamaah Haji 2025 se-Kab. Klaten di Pendopo Kabupaten, baik yang sudah mendaftar maupun yang belum. Semua akan diberi penjelasan yang komprehensif terkait ibadah Haji.”

“Wah bagus banget. Insya Allah kami akan hadir.”

“Ajaklah teman-teman, Pak Parman. Kita ini akan menjadi Tamu Allah di Tanah Suci. Pemerintah Arab Saudi sebagai Pelayan Dua Tanah Suci juga terus melakukan persiapan guna melayani Tamu-Tamu Allah dengan baik. Pemerintah kita pun terus berupaya melakukan perbaikan agar perjalanan 200an ribu jamaah Haji Indonesia berjalan lancar. Maka, sudah sepantasnya bila jamaah dari Kab. Klaten juga dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai jamamah Haji dari Klaten ngisin-isini, memalukan, karena belum memahami ilmunya. Untuk itulah KBIHU Arafah didirikan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab. Klaten sejak tahun 2002.”

“Sekali lagi, terima kasih, Pak Bei. Penjelasan tadi sangat penting bagi saya. Nyuwun pamit dulu, ya.”

Pak Parman yang pensiunan Kepala Sekolah SD itu pun pulang menembus malam dan udara dingin yang mulai datang.

Wahyudi Nasution
Anggota Bidang Pertanian Terpadu MPM PP Muhammadiyah

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
3,912FollowersFollow
22,300SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles