BANYUMAS, MPMJATENG.com – Di sekitar Masjid Al Ikhlas Desa Karangtawang Lor, pada sepetak lahan terbatas tumbuh subur ratusan tanaman melon. Tiap tanaman melon berbuah besar dengan kulit buah bersih dan tampilan yang menarik.
Budidaya melon ini ini merupakan hasil kerjasama antara pengurus Masjid Al Ikhlas, Pimpinan Ranting Muhammadiyah Karangtawang Lor, MPM PDM Banyumas, dan Lazismu Banyumas.
BACA: Budidaya Bawang Merah Dampingan JATAM Cilacap Dipanen
Lahan seluas 10 x 30 meter ditanami sekitar 500 tanaman melon dengan menggunakan metode hidroponik semi organik.
Budidaya ini menjadi bagian dari Gerakan Jamaah Dakwah Jamaah (GJDJ) Muhammadiyah, sebuah konsep dakwah yang menekankan pada pendekatan community development dan pemecahan masalah.
Azhar Syukri Romadlon, Bendahara PCM Wangon dan Pengurus MPM PDM Banyumas, menjelaskan bahwa budidaya melon ini tidak hanya merupakan kegiatan pertanian biasa, melainkan juga merupakan bagian dari gerakan dakwah dan pemberdayaan masyarakat.
“Budidaya melon ini di Masjid Al Ikhlas Desa Karangtawang adalah gerakan dakwah sekaligus pemberdayaan masyarakat,” ujarnya.
Pemilihan jenis melon golden aroma dengan metode hidroponik semi organik dilakukan karena sesuai untuk lahan terbatas.
Dari 500 tanaman melon semuanya tumbuh subur dan berbuah dengan kualitas maksimal. “Tiap tanaman menghasilkan buah dengan bobot sekitar 1 hingga 2 kilogram,” tambah Aank, panggilan akrab Azhar Syukri Romadlon.
Pemilihan hidroponik sebagai metode budidaya karena kemudahan dalam perawatan, membuatnya cocok untuk pengembangan pada lahan yang terbatas.
Dalam penjelasannya, Aank menyebutkan bahwa pemilihan melon jenis golden aroma didasarkan pada nilai jual yang tinggi dan banyaknya permintaan dari konsumen.
Harga yang bagus dan permintaan yang tinggi ini untuk balik modal lebih cepat, apalagi model tanam hidroponik dengan green house butuh modal tidak sedikit.
“Panen perdana kami langsung habis diborong pengunjung di kebun. Tiap melon rata-rata laku Rp 35 ribu perkilogram. Estimasi kami tiga kali panen bisa balik modal,” kata dia.
Ketua PRM Karangtawang Lor, Siam Mufasirin, menambahkan bahwa model pertanian melon hidroponik ini merupakan kegiatan dakwah sekaligus pemberdayaan kepada masyarakat. Secara bertahap budidaya melon hidroponik ini bisa diterapkan pada lahan tidak subur sehingga lahan itu menjadi produktif.
“Pertanian ini bisa menjadi model pemberdayaan pada lahan terbatas ataupun pada lahan-lahan tidak subur. Budiaya melon hidroponik ini juga dapat dipadukan dengan wisata petik buah,” kata Siam Mufasirin.
Menurutnya kebun buah melon di Masjid Al Ikhlas Desa Karangtawang Lor kecamatan Wangon ini diproyeksikan agar bisa panen tiga kali dalam setahun.