Reportase Hasil Kunjungan Lapangan Oleh: Pak Bei (Wahyudi Nasution)
Pengurus Pusat Jamaah Tani Muhammadiyah (Jatam Pusat) yang dipimpin oleh Ketua Hadi Sutrisno melaksanakan kunjungan lapangan ke Laboratorium Bioreaktor Kapal Selam (BKS) di Margorejo, Pati, Jawa Tengah pada Selasa, 21 Januari 2025.
Teknologi inovatif karya Dr. Muhammad Sobri ini digadang-gadang dapat menjadi solusi strategis untuk mengatasi penurunan kesuburan lahan sekaligus meningkatkan produktivitas petani.
Krisis Kesuburan Lahan: Ancaman bagi Kedaulatan Pangan
Dalam diskusi bersama tim Jatam, Dr. Muhammad Sobri yang juga Ketua Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, memaparkan keprihatinannya terhadap kondisi pertanian Indonesia.
Ia menyoroti data penurunan tingkat kesuburan lahan yang mencapai 1% per tahun akibat penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang tidak terkendali.
“Penurunan kesuburan lahan ini berdampak pada produktivitas pertanian yang terus menurun, sehingga kebutuhan impor pangan semakin meningkat. Jika dibiarkan, ini menjadi ancaman serius bagi kedaulatan pangan kita,” ujar Dr. Sobri.
Beliau menambahkan, Bioreaktor Kapal Selam hadir sebagai solusi untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dengan menghasilkan pupuk organik yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis.
- Bioreaktor Kapal Selam: Teknologi Ramah Lingkungan dan Terintegrasi
- Bioreaktor Kapal Selam adalah teknologi multifungsi yang mengolah limbah organik menjadi tiga produk utama:
- Gas Metana: Sumber energi terbarukan untuk kebutuhan rumah tangga dan komunitas.
- Listrik: Dihasilkan dari generator berbahan biogas, mendukung kebutuhan energi alternatif.
- Pupuk Organik: Produk utama yang membantu memulihkan kesuburan tanah dan meningkatkan hasil pertanian.
Keunggulan dari teknologi BKS ini terletak pada sistem yang didukung oleh teknologi digital dan perangkat lunak inovasi Dr. Sobri. Dengan pemanfaatan teknologi digital, pengoperasian BKS dapat dilakukan dengan lebih mudah dan efisien.
Software yang terintegrasi dalam sistem ini memungkinkan pemantauan dan pengelolaan operasional BKS secara real-time, serta dapat disesuaikan dengan kondisi lahan pertanian yang berbeda-beda.
Hal ini memberikan fleksibilitas bagi petani dalam memanfaatkan teknologi sesuai dengan kebutuhan spesifik di lokasi mereka.
Selama kunjungan, rombongan Jatam menyaksikan langsung proses operasional BKS yang terintegrasi dengan sistem pengelolaan limbah lokal.
Teknologi ini dirancang untuk mudah diadopsi oleh komunitas petani dan memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan.
Waqaf Teknologi untuk Umat
Dalam pertemuan tersebut, Dr. Sobri menyampaikan niatnya untuk mewakafkan teknologi BKS melalui Muhammadiyah.
“Teknologi ini adalah bentuk ikhtiar untuk memberikan solusi kepada umat. Dengan waqaf melalui Muhammadiyah, saya berharap manfaatnya dapat dirasakan oleh petani di seluruh Indonesia,” ungkapnya dengan penuh harapan.
Ketua Jatam Pusat, Hadi Sutrisno, menyambut baik inisiatif ini. Menurutnya, teknologi BKS adalah inovasi yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi tantangan pertanian saat ini.
“Kami siap menjadi jembatan untuk mendistribusikan manfaat BKS ke wilayah binaan Jatam di seluruh Indonesia. Ini adalah langkah nyata untuk memberdayakan petani dan meningkatkan kemandirian pangan,” tegasnya.
Ketua Jatam Jawa Tengah, Hery Sugiartono, dan Ketua Jatam Pati, Budiyono, yang turut hadir dalam kunjungan ini, juga mendukung penuh langkah Dr. Sobri.
Rencana Tindak Lanjut
Hasil kunjungan ini melahirkan sejumlah agenda aksi sebagai tindak lanjut:
Pengembangan Lab BKS Sebagai Prototipe Jatam Farm
Laboratorium Bioreaktor Kapal Selam di Margorejo akan dikembangkan menjadi Prototipe Jatam Farm, yaitu pusat edukasi dan pelatihan pertanian terpadu berbasis teknologi BKS.
Tempat ini akan menjadi model implementasi teknologi BKS untuk meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan dan memberikan pelatihan bagi petani binaan Muhammadiyah.
Replikasi Prototipe Jatam Farm di Tingkat Nasional
Prototipe Jatam Farm di Margorejo akan direplikasi ke berbagai daerah di Indonesia sebagai bagian dari gerakan nasional Jatam. Dalam pelaksanaannya, Jatam akan menggandeng Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA) sebagai mitra strategis dalam riset, pengembangan teknologi, dan pendampingan teknis di lapangan.
Kolaborasi Strategis dengan Majelis, Lembaga, dan Pihak Eksternal
Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) sebagai majelis yang menaungi gerakan Jatam akan membangun kolaborasi strategis, baik secara internal maupun eksternal:
- Internal Muhammadiyah: Mengintegrasikan dukungan lintas Majelis, Lembaga, dan Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah untuk memperkuat gerakan Jatam.
- Eksternal Muhammadiyah: Menjalin kerjasama dengan pemerintah, sektor swasta melalui program CSR, dan komunitas petani di berbagai daerah untuk mempercepat implementasi teknologi BKS.
Penutup
Kunjungan ke Laboratorium BKS membuktikan bahwa teknologi ini tidak hanya memberikan solusi untuk pengelolaan limbah, tetapi juga berperan dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan.
Gerakan Jamaah Tani Muhammadiyah optimis bahwa inovasi Bioreaktor Kapal Selam akan membawa perubahan besar bagi sektor pertanian di Indonesia, terutama dalam meningkatkan produktivitas petani dan menjaga keberlanjutan ekosistem.
Melalui sinergi antara inovasi, waqaf, dan pemberdayaan, Jatam dan Muhammadiyah terus berkomitmen membangun kemandirian pangan umat.
Apik, Dang di anggarkan kebutuhannya biar dpt bergerak. Kl per cabang 1 milyar rupiah, jika dikalikan 100 cabang, Bs menggerakkan ekonomi warga dgn terbukanya lapangan kerja.