29.6 C
Jakarta
Monday, March 17, 2025
spot_img

Ketua MPM PWM Jateng Bekali Mahasiswa Smart KKN UMP dengan Pelatihan Pembuatan Pupuk dan Pestisida Hayati

MPMJATENG.COM – Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Ir. Fatchur Rochman, memberikan pembekalan kepada 713 mahasiswa peserta Smart KKN Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).

Kegiatan ini berlangsung pada Minggu, 8 Desember 2024, di Gedung G UMP. Dalam pembekalan tersebut, Ir. Fatchur Rochman menyampaikan materi tentang Teknologi Tepat Guna untuk pembuatan pupuk dan pestisida hayati, yang diharapkan dapat mendukung pertanian ramah lingkungan.

Sekadar informasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto kembali menegaskan komitmennya dalam pengabdian masyarakat melalui pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) 2025 di Kabupaten Wonosobo.

Mengambil tema “Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem, Mengurangi Jumlah Anak Tidak Sekolah, dan Lokus Intervensi Stunting,” KKN ini diharapkan dapat memberikan dampak nyata dalam pembangunan desa-desa di wilayah tersebut.

Ketua MPM PWM Jateng memberikan pembekalan praktek pembuatan pupuk dan pestisida hayati kepada mahasiswa UMP yang hendak melaksanakan KKN

Fatchur Rochman menjelaskan bahwa pupuk dan pestisida hayati sangat bermanfaat bagi petani. Pestisida hayati, misalnya, digunakan untuk melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit tanpa merusak lingkungan.

“Ini sejalan dengan model pertanian Jamaah Tani Muhammadiyah, yang memproduksi hasil tani bebas residu pestisida,” ujar Fatchur Rochman.

Sementara itu, pupuk hayati bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman sekaligus memperbaiki kualitas tanah. Pupuk ini mengandung mikroorganisme yang membantu meningkatkan ketersediaan nutrisi di dalam tanah.

Selain memberikan teori, Ir. Fatchur Rochman juga mengajak para mahasiswa untuk mempraktikkan langsung pembuatan pupuk dan pestisida hayati agar dapat diterapkan di lapangan.

KKN UMP Libatkan 713 Mahasiswa di Wonosobo

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UMP, Prof. Dr. Sri Wahyuni, S.E., M.Si., menjelaskan bahwa KKN tahun ini melibatkan 713 mahasiswa yang terbagi dalam 58 kelompok. Mereka akan ditempatkan di 55 desa di tiga kecamatan, yaitu Sukoharjo, Kaliwiro, dan Wadaslintang.

“Tema ini dipilih karena relevan dengan tantangan besar yang dihadapi masyarakat Wonosobo, seperti kemiskinan ekstrem, anak tidak sekolah, dan stunting. Kami ingin memberikan kontribusi nyata melalui pendekatan berbasis ilmu pengetahuan dan pemberdayaan masyarakat,” ungkap Prof. Sri Wahyuni.

KKN ini mengusung pendekatan interdisipliner, di mana mahasiswa dari berbagai program studi bekerja sama untuk menangani masalah masyarakat. Fokus program meliputi:

  • Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem: Pengembangan UMKM dan pelatihan ekonomi mandiri.
  • Pengurangan Anak Tidak Sekolah (ATS): Pendampingan pendidikan dan motivasi melanjutkan sekolah.
  • Intervensi Stunting: Edukasi pola hidup sehat, peningkatan gizi, dan penguatan layanan posyandu.

Selain itu, mahasiswa juga membantu mengembangkan potensi wisata desa, memperbaiki sanitasi lingkungan, dan mendukung pembangunan berkelanjutan di desa-desa prioritas, seperti Desa Selomanik. Desa ini ditargetkan menjadi “Kampung Berkemajuan” pada 2027, melalui kolaborasi UMP dengan Majelis Pemberdayaan Masyarakat, Lazismu, dan MDMC.

“Kami menempatkan empat kelompok mahasiswa di Desa Selomanik untuk bekerja sama dengan ranting Muhammadiyah dalam menjalankan berbagai program pemberdayaan. Tidak hanya solusi jangka pendek, kami juga fokus pada pembangunan berkelanjutan dengan melibatkan pemerintah desa, puskesmas, dan lembaga pendidikan,” tambah Prof. Sri Wahyuni.

Konsep SMART KKN

Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Assoc. Prof. Dr. Jebul Suroso, memperkenalkan konsep SMART KKN yang dirancang untuk memaksimalkan peran mahasiswa dalam menciptakan perubahan positif di masyarakat.

“SMART KKN ini bukan sekadar program pengabdian. Ini adalah sarana pembelajaran multidisiplin yang memberi mahasiswa kesempatan untuk menerapkan ilmu mereka secara langsung dalam menyelesaikan permasalahan masyarakat,” ungkap Rektor UMP.

Ia menegaskan pentingnya semangat mengabdi dan kerja sama lintas sektor dalam pelaksanaan KKN untuk menghasilkan dampak yang signifikan.

Rektor UMP menjelaskan lima elemen utama dalam konsep SMART KKN meliputi:

  • Spirit Mengabdi; Membangun semangat belajar, bekerja, dan mengabdi kepada masyarakat.
  • Manajemen Potensi; Melibatkan analisis mendalam terhadap kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT) di lokasi KKN.
  • Aplikasi Ilmu; Menerapkan pendekatan multidisiplin dan memanfaatkan teknologi untuk menyelesaikan persoalan masyarakat.
  • Relasi yang Dikuatkan; Memperkuat kerja sama lintas sektor dengan pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lokal.
  • Tim yang Tangguh; Mempersiapkan mahasiswa agar dapat bekerja dalam tim yang solid dan mampu menghadapi tantangan di lapangan.

“Melalui SMART KKN, kami mendorong mahasiswa untuk memahami kekuatan dan kelemahan masyarakat, mengidentifikasi peluang serta tantangan, dan mengembangkan solusi nyata yang berkelanjutan,” tambah Rektor.

Rektor UMP juga berharap konsep ini dapat memberikan manfaat jangka panjang di lokasi KKN.

“Kami ingin mahasiswa UMP menjadi agen perubahan yang mampu berkontribusi nyata dalam mengatasi permasalahan kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan, khususnya di wilayah yang menjadi lokasi KKN,” pungkasnya. (chy/tgr/tom)

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
3,912FollowersFollow
22,300SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles