Oleh: Wahyudi Nasution (*)
Kedaulatan pangan merupakan kondisi di mana suatu bangsa atau komunitas memiliki hak penuh untuk mengelola sistem pangan secara mandiri, dengan mempertimbangkan kebutuhan lokal dan keberlanjutan lingkungan.
Ini bukan hanya soal ketahanan pangan atau sekadar kecukupan pasokan, tetapi juga terkait dengan kontrol terhadap produksi, distribusi, serta konsumsi pangan.
Kedaulatan pangan memberikan hak kepada petani, nelayan, dan masyarakat untuk menentukan kebijakan pertanian, perikanan, dan pangan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Di tengah berbagai tantangan global seperti perubahan iklim, krisis pangan, dan ketergantungan pada impor, membangun kedaulatan pangan di Indonesia menjadi semakin penting.
Muhammadiyah, melalui Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) dan gerakan Jamaah Tani Muhammadiyah (Jatam) serta Jamaah Nelayan Muhammadiyah (JalaMu), memiliki peran strategis dalam mendukung upaya ini.
Dengan berfokus pada pemberdayaan petani dan nelayan, Muhammadiyah ikut serta dalam memperkuat kemandirian pangan dari akar rumput.
Pentingnya Kedaulatan Pangan
- Mengurangi Ketergantungan Impor
Indonesia, sebagai negara agraris dan maritim, memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan pangan domestik. Namun, ketergantungan pada impor pangan, seperti beras, gandum, kedelai, dan gula, sering kali membuat Indonesia rentan terhadap fluktuasi harga di pasar internasional dan krisis pangan global.
Membangun kedaulatan pangan dapat mengurangi ketergantungan ini dan memperkuat kemampuan bangsa untuk memenuhi kebutuhan pangan dari dalam negeri.
- Melindungi Hak Petani dan Nelayan
Kedaulatan pangan tidak hanya soal produksi pangan, tetapi juga memastikan petani dan nelayan memiliki hak atas sumber daya alam dan kebijakan pangan yang berpihak kepada mereka.
Petani sering kali terjebak dalam harga yang tidak stabil, akses terbatas terhadap teknologi dan modal, serta kebijakan yang tidak mendukung.
Kedaulatan pangan menekankan pentingnya kebijakan yang pro-petani dan pro-nelayan untuk menciptakan sistem pangan yang adil dan berkelanjutan.
3. Menjaga Keberlanjutan Lingkungan
Praktik pertanian dan perikanan yang berkelanjutan sangat penting untuk menjaga ketersediaan pangan jangka panjang. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip ekologi, kedaulatan pangan mendukung upaya menjaga kualitas tanah, air, dan ekosistem laut.
Ini juga mendorong penerapan teknologi pertanian ramah lingkungan yang tidak merusak sumber daya alam, yang sangat relevan di tengah ancaman perubahan iklim.
4. Memperkuat Ketahanan Pangan Lokal
Kedaulatan pangan juga mendorong masyarakat untuk memperkuat ketahanan pangan lokal. Dengan mendukung produksi pangan lokal, komunitas tidak hanya lebih mandiri tetapi juga mampu menghadapi berbagai ancaman, seperti pandemi atau krisis ekonomi, yang dapat mengganggu rantai pasok pangan global.
Peran Muhammadiyah melalui Jatam dan JalaMu
Muhammadiyah, melalui MPM, mengambil langkah konkret dalam mendukung kedaulatan pangan dengan menggerakkan dua inisiatif penting: Jamaah Tani Muhammadiyah (Jatam) dan Jamaah Nelayan Muhammadiyah (JalaMu).
Kedua gerakan ini bertujuan memberdayakan petani dan nelayan, yang menjadi ujung tombak sistem pangan di Indonesia.
- Jamaah Tani Muhammadiyah (Jatam)
Jatam merupakan gerakan yang dibentuk untuk memberdayakan para petani melalui berbagai program pelatihan, pendampingan, serta advokasi kebijakan.
Melalui Jatam, Muhammadiyah berusaha membangun kapasitas petani agar lebih mandiri dalam mengelola lahan mereka, meningkatkan produktivitas, serta menerapkan praktik pertanian yang berkelanjutan.
Pelatihan dan Pendampingan: Jatam memberikan pelatihan teknis kepada para petani dalam mengoptimalkan produksi pangan lokal dengan menggunakan teknologi modern yang ramah lingkungan.
Selain itu, Jatam juga memberikan pendampingan kepada petani agar mereka bisa mengakses pasar secara langsung, meminimalkan ketergantungan pada tengkulak, dan meningkatkan pendapatan mereka.
Diversifikasi Pangan: Salah satu fokus utama Jatam adalah mendorong diversifikasi tanaman pangan, tidak hanya beras, tetapi juga tanaman pangan lain seperti jagung, singkong, serta hortikultura. Diversifikasi ini membantu meningkatkan kemandirian pangan lokal dan mengurangi ketergantungan pada satu jenis komoditas.
Pertanian Berkelanjutan: Jatam juga memperkenalkan sistem pertanian berkelanjutan yang mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya dan mendukung agroekologi. Dengan pendekatan ini, petani tidak hanya menghasilkan pangan yang sehat tetapi juga menjaga kualitas lahan untuk jangka panjang.
- Jamaah Nelayan Muhammadiyah (JalaMu)
Di sektor perikanan, JalaMu berperan penting dalam mendukung nelayan tradisional yang sering kali terpinggirkan dalam rantai distribusi pangan. JalaMu bekerja untuk memberdayakan nelayan dengan memberikan akses pada teknologi, pengetahuan, serta jaringan pasar yang lebih luas.
Penguatan Kapasitas Nelayan: JalaMu memberikan pelatihan tentang cara-cara penangkapan ikan yang berkelanjutan, pengelolaan hasil tangkapan, hingga pengolahan ikan yang bernilai tambah. Dengan dukungan ini, nelayan dapat meningkatkan hasil tangkapan dan menjaga keberlanjutan ekosistem laut.
Akses terhadap Pasar dan Modal: Seperti halnya petani, nelayan sering kali kesulitan mengakses pasar dan modal. JalaMu membantu nelayan membangun jaringan distribusi yang lebih baik dan adil, serta membuka akses ke sumber pendanaan yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
Pengelolaan Sumber Daya Laut Berkelanjutan: JalaMu juga mengadvokasi pentingnya pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan untuk menjaga keberlangsungan mata pencaharian nelayan. Pendekatan ini sejalan dengan kedaulatan pangan yang menekankan perlindungan terhadap ekosistem lokal.
Sinergi Muhammadiyah dalam Membangun Kedaulatan Pangan
Muhammadiyah, melalui MPM, Jatam, dan JalaMu, berperan aktif dalam mewujudkan kedaulatan pangan dengan fokus pada pemberdayaan petani dan nelayan sebagai ujung tombak sistem pangan.
Muhammadiyah mendukung terciptanya kebijakan yang berpihak pada petani dan nelayan, serta mendorong penguatan ekonomi mereka melalui pendidikan, akses pasar, dan teknologi. Ini adalah langkah nyata dalam menciptakan sistem pangan yang mandiri, adil, dan berkelanjutan.
Melalui gerakan ini, Muhammadiyah tidak hanya memperjuangkan kesejahteraan masyarakat petani dan nelayan, tetapi juga berkontribusi pada kemandirian pangan Indonesia secara keseluruhan. Kedaulatan pangan bukan hanya tentang ketahanan pangan nasional, tetapi juga tentang bagaimana setiap individu dan komunitas memiliki kontrol penuh atas sumber pangan mereka, sehingga dapat mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan bersama.
Kesimpulan
Membangun kedaulatan pangan adalah tantangan besar yang membutuhkan kolaborasi dari semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan organisasi seperti Muhammadiyah. Melalui Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM), Jamaah Tani Muhammadiyah (Jatam), dan Jamaah Nelayan Muhammadiyah (JalaMu), Muhammadiyah memainkan peran penting dalam mendukung petani dan nelayan untuk menjadi lebih mandiri, berdaya, dan berkelanjutan. Langkah-langkah ini sangat penting untuk mewujudkan sistem pangan yang adil, mandiri, dan berkelanjutan di Indonesia.
(*) Anggota Bidang Pertanian Terpadu MPM PP Muhammadiyah