Sebagai motor penggerak di bidang kerja pemberdayaan masyarakat, MPM juga butuh support dan kolaborasi dengan semua majelis yang ada di persyarikatan Muhammadiyah.
Ada majelis yang saling beririsan seperti Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) maupun majelis-majelis lainnya.
Kerja kolaboratif ini, tentu saja akan semakin memasifkan dan memperlancar kerja-kerja pemberdayaan masyarakat yang sudah digariskan Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah.
Karena sesungguhnya, pemberdayaan masyarakat memang bukan program monopoli MPM, melainkan kerja besar sekaligus kerja kolaboratif gerbong besar organisasi bernama Muhammadiyah.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, M. Abduh Hisyam dalam zoom meeting hari Senin, 4 September 2023 juga mengatakan, pemberdayaan masyarakat adalah kerja Muhammadiyah.
Impementasinya adalah kerja semua majelis yang ada di Muhammadiyah. Karena MPM dan majelis-majelis yang ada di Muhammadiyah, satu sama lain saling terkait.
Kerja pemberdayaan bukanlah kerja proyek, yang setelah kegiatan selesai, selesai begitu saja. Kerja pemberdayaan adalah sebuah proses panjang yang nyaris tak berbatas waktu. Ia terus berlanjut layaknya sebuah pekerjaan rumah (PR) yang harus selalu diselesaikan.
Kerja pemberdayaan, tentu saja baru bisa dikatakan selesai jika masyarakat sejahtera, berdaya dan mandiri seperti yang dicita-citakan Muhammadiyah tercapai.
Tapi cita-cita masyarakat sejahtera, berdaya dan mandiri itu, masih jauh panggang dari api. Persoalan sosial yang menjadi lahan garapan MPM masih begitu banyak.
Terlebih angka kemiskinan secara nasional terus terkerek naik. Hingga kini masih di angka 26 juta lebih. Tak heran jika Ketua PP Muhammadiyah, Dr. H. Anwar Abbas, MM, MAg, menaruh harapan yang begitu besar terhadap MPM.