BANYUMAS, MPMJATENG.com – Krisis air bersih akibat dampak kemarau panjang, masih dirasakan warga di wilayah Kabupaten Banyumas.
Warga mulai kesulitan mendapatkan air bersih karena sumur mereka mengering. Para petani di wilayah ini, juga mulai kesulitan air untuk lahan pertanian mereka.
Merespon kondisi ini, Lembaga Resiliensi Bencana-Muhammadiyah Disaster Management Center (LRB-MDMC) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Banyumas melakukan droping air bersih ke sejumlah wilayah terdampak kekeringan.
Rabu, 6 September 2023, LRB-MDMC PDM Kabupaten Banyumas mengirim bantuan 4.000 liter air bersih untuk warga Grumbul Tipar RT 2 RW 3 Desa Tlaga serta warga RT 3 RW 3 Desa Tlaga Kecamatan Gumelar.
Baca Juga : Dampak Perubahan Iklim Picu Munculnya Organisme Penggangu Tanaman
Bidang Tanggap Darurat LRB-MDMC PDM Banyumas, Agung Dwi Cahyo menjelaskan, selain di Desa Tlaga, bantuan air bersih juga dikirim untuk warga Desa Samudra Kecamatan Gumelar.
“Wilayah Kecamatan Gumelar dengan topografi perbukitan, memang rawan kekeringan. Di Desa Samudra dan Tlaga, kekeringan sudah dirasakan warga sejak pertengahan Agustus,”ujar Agung.
Menurut Agung, kendala yang dihadapi dalam pengiriman bantuan air bersih di wilayah tersebut adalah beratnya medan dan kondisi jalan yang sempit.
Selain itu, LRB-MDMC PDM Banyumas juga belum memiliki kendaraan operasional khusus untuk distribusi air bersih.
Karena itu, distribusi air bersih ke wilayah tersebut dikirim menggunakan toren yang masing-masing memiliki kapasitas 1.000 liter dan diangkut dengan mobil pick up.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga telah mengeluarkan peringatan dini Kekeringan meteorologis. Untuk wilayah Kabupaten Banyumas, masuk wilayah terdampak dengan status waspada.
Sekretaris Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Naibul Umam Eko Sakti mengatakan, untuk memperlancar distribusi bantuan air bersih, MPM telah memberikan bantuan toren kepada MDMC di sejumlah wilayah di Jawa Tengah.
Menurut Umam, toren-toren tersebut sebenarnya akan digunakan untuk budidaya mikroalga yang merupakan program kerjasama dengan Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit (RU) IV Cilacap.
“Tapi karena krisis air bersih sudah sangat dirasakan oleh masyarakat di beberapa daerah di Jawa Tengah, sebagian toren yang rencananya akan dipakai untuk budidaya mikroalga itu kita berikan ke MDMC agar distribusi bantuan air bersih semakin lancar,” ujar Umam.
Dia menambahkan, pihak KPI RU IV Cilacap juga mendukung langkah tersebut. “Pertamina memahami, bahkan sangat mendukung. Karena itu kita lakukan sama-sama untuk kemaslahatan umat,” imbuhnya. (*)