CILACAP, MPMJATENG.com – Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, sepakat meningkatkan sinergi program pemberdayaan masyarakat dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Perguruan Tinggi Muhammadiyah/Aisyiyah (PTMA).
Dalam zoom meeting yang digelar Selasa, 12 September 2003, mayoritas LPPM di PTMA di Jawa Tengah, menyatakan sudah melakukan pendampingan dan bekerjasama dengan MPM Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) di wilayahnya.
Ketua MPM PP Muhammadiyah, Dr. Nurul Yamin, MSi, mendorong agar sinergitas yang sudah terjalin bisa terus ditingkatkan. Karena MPM maupun LPPM PTMA merupakan bagian dari persyarikatan Muhammadiyah yang sama-sama punya fokus program pemberdayaan masyarakat.
“Kalau di PP Muhammadiyah nomenklaturnya MPM, di PTMA namanya LPPM. Temanya sama-sama sebagai daya ungkit pemberdayaan masyarakat,”kata Nurul Yamin dalam diskusi bertema “Sinergitas MPM-PTMA Jateng”.
Diskusi yang dipandu Sekretaris MPM PWM Jawa Tengah, Naibul Umam Eko Sakti, diikuti para Ketua LPPM PTMA se Jawa Tengah, Ketua dan Sekretaris MPM PP Muhammadiyah, serta pimpinan maupun dewan pakar MPM PWM Jawa Tengah.

Menurut Nurul Yamin, dakwah akar rumput yang dilakukan Muhammadiyah menemukan momennya lewat program pemberdayaan masyarakat. “Kalau selama ini wajah Muhammadiyah lebih dikenal dari perguruan tinggi dan rumah sakit, saat ini Muhammadiyah menyentuh akan rumput melalui MPM,”jelasnya.
Baca Juga : Perberasan Jadi Fokus Pemberdayaan MPM Jateng
Dia menegaskan, program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh persyarikatan Muhammadiuyah harus didukung oleh seluruh elemen yang ada di dalamnya. “Mari kita sinergikan apa yang jadi program persyarikatan, khususnya di bidang pemberdayaan masyarakat,” tegasnya.
Dia menambahkan, pemberdayaan masyarakat merupakan prioritas di Jawa Tengah. Sebab wilayah ini termasuk provinsi dengan angka kemiskinan tinggi. Untuk mengentaskan kemiskinan, MPM perlu kolaborasi dengan perguruan tinggi.
“Bagaimana MPM dan LPPM PTMA yang sama-sama elemen persyarikatan, bisa berkolaborasi melakukan pemberdayaan. Visi pemberdayaan di MPM adalah dari hulu ke hilir. PTMA bisa mengambil peran di hulu hingga hilir,” imbuhnya.
Baca Juga : MPM PDM Diminta Fokus Potensi Unggulan
Salah satu dewan pakar MPM PWM Jawa Tengah, Prof. Totok Agung mengatakan, perguruan tinggi tidak punya nilai apa-apa jika tidak punya nilai manfaat untuk masyarakat terdekatnya.
Nilai tersebut bisa diukur dari seberapa banyak kegiatan penelitian dan pengabdian yang berujung pada kegiatan pemberdayaan masyarakat. “Makin banyak program pemberdayaan yang dilakukan, nilainya semakin bagus,”tandas pakar pemulia tanaman Unsoed Purwokerto tersebut.
Ketua MPM PWM Jawa Tengah, Ir. Fatchur Rochman mengatakan, MPM Jawa Tengah memiliki banyak program, baik yang sifatnya prioritas maupun pengembangan. Menurut dia, bersama MPM, PTMA bisa mengambil peran untuk ikut memecahkan berbagai persoalan yang ada di masyarakat yang menjadi garapan program pendampingan dan pemberdayaan.