Banyak tenaga kerja yang memiliih beralih profesi ke bidang lain seperti di sektor industri. “Ini jadi kendala. Tapi ini sekaligus tantangan apakah kita bisa melakukan mekanisasi bidang pertanian,”ujar Hery yang juga Ketua Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) Jawa Tengah.
Bahkan tak hanya di pertanian padi, kondisi ini juga dialami komoditas pertanian lainnya. Dia mencontohkan kondisi petani bawang merah di Kabupaten Brebes. “Kalau mau tanam bawang merah, mereka harus indent, karena makin minimnya tenaga kerja. Maka membentuk korporasi petani adalah keniscayaan,” tandasnya.
Ketua MPM PWM Jawa Tengah, Ir. Fatchur Rochman mengatakan, di Jawa Tengah, JATAM merupakan kumpulan petani yang berkemajuan. Artinya petani yang berbudidaya dengan ilmu. “Makanya di MPM kita punya dewan pakar,” ujarnya.
Dalam berbudidaya, petani anggota JATAM juga harus melestarikan bumi. “Petani JATAM juga harus pandai bersyukur dan sadar zakat,” tandasnya. Diskusi yang dimulai pukul 19.30, juga berlangsung dinamis karena banyaknya tanggapan, masukan maupun pertanyaan peserta. (*)
