SOLO, MPMJATENG.com – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar workshop dengan tema Pengembangan Pusat Studi, Selasa, (10/10). Workshop digelar di ruang sidang lantai 2 Gedung Edutorium KH. Ahmad Dahlan UMS, Jl. Adi Sucipto No. 33 Solo. Acara tersebut menghadirkan tiga narasumber.
Prof. Dr. Phil. Hermin Indah Wahyuni, M.Si, dari Tim Pakar Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (DRTPM), menyampaikan materi dengan tema Hibah Pusat Unggulan Ipteks (PUI) untuk Akselerasi Riset Unggulan Perguruan Tinggi.
Baca Juga : MPM dan PTMA Sepakat Tingkatkan Sinergi Pemberdayaan Masyarakat
Kemudian, Ketua Cancer Chemoprevention Research Center (CCRC) Universitas Gajahmada (UGM), Prof. Dr. Apt. Edy Meiyanto, M.Si, membawakan materi dengan tema Sharing Pengalaman Pengelolaan Cancer Chemoprevention Research Center
Sedangkan Ketua Lembaga Riset dan Inovasi UMS, Ir. Sri Sunarjono, MT. Ph.D. membawakan materi dengan tema Sharing Pengalaman Perumusan Pengembangan Pusat Studi di UMS. Acara ini dipandu oleh dua moderator, yakni Prof. Kun Harismah, Ph.D. dan Prof. Ir. Sarjito, M.T, Ph.D.
Ketua Pelaksana, Dr. Ambarwati, M.Si mengatakan, acara tersebut merupakan salah satu program kerja Forum Komunikasi (FORKOM) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Perguruan Tinggi Jawa Tengah (Jateng).
“UMS menjadi tuan rumah FORKOM LPPM dengan tema yang sudah ditentukan. Dan kita mendapatkan tema Pengembangan Pusat Studi,” jelasnya. Menurut dia, Lembaga Riset dan Inovasi (LRI) UMS telah memberikan hibah Pengembangan Pusat Studi di UMS untuk Capacity Building.
Baca Juga : MPM PWM Jateng Inisiasi Budidaya Mikroalga
“Tahun ini kita memberikan hibah pengembangan pusat studi yang besaran per proposalnya 100 juta, dengan tujuan mengembangkan pusat studi yang ada di UMS untuk capacity building. Tahun pertama memang baru 7 pusat studi, insya Allah tahun depan kita buka lagi,” papar Ambarwati yang juga Kepala Bidang Riset di LRI UMS.
Melalui hibah tersebut, diharapkan semua riset berbasis pusat studi. Pusat studi di UMS maju, dan bisa mendapatkan pendanaan-pendanaan dari luar negeri. Mereka bisa hidup sendiri dengan proyek-proyek yang mereka dapatkan.
Baca Juga : Korporasi Akan Tingkatkan Daya Tawar Petani
Dia berharap ke depan semua dosen riset berbasis per kelompok. Karena riset berbasi kelompok memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan riset per-individu.
Ketua FORKOM LPPM Jawa Tengah yang diwakili Dr. H. Agus Wibowo, SH, M.Si mengatakan, penyelenggaraan Workshop Pengembangan Pusat Studi di UMS terencana dan sangat baik.
“Saya bangga pada UMS. Karena memiliki tempat tersendiri yang sangat menawan untuk mengadakan acara dan sangat luar biasa,” ujarnya.
Baca Juga : Korporasi Petani, Upaya MPM Berdayakan Petani Secara Paripurna
Rektor UMS, Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si, mengatakan, pengembangan bahan ajar yang paling baik adalah dari hasil riset. “Karena sudah tidak berbicara mengenai konseptual, tapi hasil riset berbicara mengenai data,” jelasnya.
Menurut Sofyan, maju dan tidaknya suatu negara bergantung pada guru atau dosen. Jika banyak perguruan tinggi yang maju, pasti negaranya juga maju. (Yusuf/Humas UMS)